Tuesday, July 8, 2008

PERBENDAHARAAN KATA-KATA

Perbendaharaan kata-kata “Dari Hati ke Hati”

Kita sedang memasuki paradigma baru yang berdasarkan kesadaran bahwa Hati adalah pusat diri yang sejati, bukan lagi otak. Oleh karena itu, konsep-konsep dan perbendaharaan kata-kata untuk menggambarkan dan mengerti mengenai pengalaman hati masih sangat terbatas dalam bahasa kita. Perbendaharaan kata-kata di bawah ini bersifat edukatif untuk membantu kita lebih mengerti perbedaan antara kepala/otak dengan hati.

Hati : Pusat perasaan kita. Terletak di pusat dada pada ketinggian ketiak. Ini bukan hati fisik, melainkan hati non fisik.

Kepala/Otak : Pusat berpikir dan Ego

Pusat Emosi : Umumnya orang suka mengira/mengacaukan ini dengan hati. Pusat emosi berisi pola-pola emosi yang tersimpan dalam sistem diri kita dan terhubung dengan solar plexus. Ada hubungan langsung antara kepala/otak dan pusat emosi. Bila kita tidak sedang di hati, maka antara kepala/otak dan pusat emosilah yang aktif dan akan saling merespons dan membangkitkan reaksi satu sama lain sepanjang hari.

Tuhan Asal Yang Sejati : Sumber Kasih dan Cahaya dan Sumber dari semua Diri Sejati (inti hati).

Berada di Hati : Kondisi dimana kita berada di sini saat ini, dengan penuh rasa syukur dan penghargaan yang mendalam atas kasih Tuhan, serta menyambut Kasih dan Cahaya dari Tuhan Asal Yang Sejati.

Berada di Pikiran : Berada di sini saat ini secara terbatas. Pikiran tenang, tetapi mengamati apa yang sedang dialami. Anda tidak bisa dalam waktu yang bersamaan berada di pikiran sepenuhnya dan juga berada di Hati sepenuhnya. Karena bila anda berada di pikiran sepenuhnya, anda sedang mengamati dan ini adalah kegiatan mental. Berada di hati sepenuhnya, anda sedang menggunakan perasaan, dengan perasaan yang bahagia dan berada di sini saat ini seutuhnya.

Perasaan : Perasaan-perasaan halus yang merupakan hasil sampingan alami bila kita berada di hati, seperti kedamaian, ketenangan, rasa syukur, rasa menghargai, kebahagiaan dan kasih.

Anugrah : Yang kita terima saat kita membiarkan Kasih dan Cahaya bekerja di hati untuk membantu kita dari semua sudut.

Kepala/Otak yang aktif : Pikiran atau respons emosional apapun yang membuat otak kita dominan. Misalnya, kekhawatiran, ketakutan, menilai/mengadili orang lain, keangkuhan, kurang percaya diri, kemarahan, kesedihan, kecemasan dan memikirkan hal-hal yang sudah lewat/terjadi maupun yang belum terjadi.

Tombol-tombol reaksi emosi : Pola-pola emosi yang cenderung berulang saat kita menjalani hidup tidak dengan hati. Apabila di lingkungan ada hal-hal yang menjadi pencetusnya, biasanya emosi-emosi tersebut akan sering terpancing.

Keadaan Otak Dominan : Kepala/Otak yang dominan karena anda mengidentifikasi diri dengan berada di otak. Ini adalah keadaan umum manusia saat menjalani hidup sehari-hari.

Keadaan Hati Dominan : Hati dominan dan otak dengan senang hati menjadi pelaksana, melaksanakan kebijaksanaan dan bimbingan hati yang bersifat penuh kasih. Ini adalah cara terbaik untuk belajar, tumbuh berkembang dan hidup di dunia ini.

Titik Pilih : Anugrah setiap saat untuk dapat dengan cepat berpindah dari keadaan sepenuhnya di kepala/otak menjadi ke keadaan berada di Hati.

Alasan : Pembenaran dari otak yang meyakinkan anda bahwa mempunyai emosi-emosi seperti itu adalah benar atau setuju dengan alasan kenapa anda tidak bahagia/merasa puas. Alasan-alasan membuat anda tidak menyadari bahwa tiap saat adalah titik pilih, yang merupakan kesempatan untuk berpindah dari otak ke kebahagiaan/kepuasan dari hati. Hati tidak punya dan tidak menggunakan alasan-alasan.

Lepas : Anda sedang santai dan tersenyum tanpa usaha sama sekali, merasakan perasaan indah dan membiarkan perasaan indah itu membawa anda masuk lebih dalam lagi ke hati.

Hambatan-hambatan : Pola energi yang membuat kemacetan, menghalangi hati kita untuk mengembang dan terbuka lebih lanjut. Hambatan-hambatan di sekitar pinggiran hati kita menghalangi kita untuk mengalami Kebahagiaan Sejati. Ibaratnya seperti kabut yang menghalangi kita untuk merasakan Kasih dan Cahaya dari Asal Yang Sejati yang sebetulnya ingin memancar dari inti hati kita.

Pembersihan Hati : Proses alami yang membebaskan/melepaskan pola-pola emosional yang menyangkut/menghambat.

Normal : Berada di kepala/otak, suatu keadaan yang kita alami sebagian besar waktu kita, dan telah membuat kita yakin bahwa keadaan ini adalah yang nyata.

Tujuan Sejati : Membagikan Kasih dan Cahaya sebagai Alat dari Asal Yang Sejati.

Sekolah Bumi (Kehidupan) : Planet bumi merupakan sebuah ruang kelas, yang kita sebut kehidupan. Kehidupan di bumi ini menyediakan kesempatan terbesar dan anugrah terbesar, yaitu untuk memenuhi Tujuan Sejati dan hidup di dalam Kebahagiaan Sejati.

Ketidakpuasan : Penderitaan yang dialami karena bermacam-macam ikatan yang terjadi dari beraneka keadaan saat kita berada di otak.

Kepuasan : Tanpa usaha, dapat merasakan kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan yang merupakan hasil sampingan alami bila anda berada di hati.

Panggilan untuk tergugah dan bangun : Setelah kita sadar bahwa selama ini kita hidup dengan penuh ikatan-ikatan dari otak dan sekarang mulai menempuh perjalanan untuk memenuhi Tujuan Sejati dari kehidupan. Kita mulai mengikuti panggilan dari Hati.

Ilusi : Gagal mendengarkan panggilan untuk bangun dan tergugah, dan meneruskan cara hidup yang percaya bahwa otak pada akhirnya dapat membawa kita ke kebahagiaan sejati, atau keyakinan bahwa memenuhi keinginan-keinginan akhirnya akan memuaskan kita.

Hati Nurani : Inti dari hati yang merupakan percikan dari Asal Yang Sejati. Hati Nurani tahu kebenaran yang terdalam, dan akan membawa kita kembali ke Asal Yang Sejati. Kebanyakan hati nurani belumlah aktif.

Kerinduan : Kerinduan adalah suatu perasaan rindu yang terdalam yang bersifat alami dan amat membahagiakan yang berasal dari Hati Nurani untuk terhubung seutuhnya dengan Asal Yang Sejati.

Keinginan-keinginan : Keinginan adalah cara otak untuk membelokkan kita dari kerinduan sejati yang ada di hati. Keinginan-keinginan membuat kita hidup dalam ilusi, karena selalu membuat kita berpikir bahwa hal ini akan membawa kita ke suatu kepuasan. Dalam kenyataannya, semuanya akan membawa kita untuk mempunyai lebih banyak lagi keinginan-keinginan. Keinginan adalah cara otak untuk mengisi kehampaan yang terjadi karena kita hidup tidak di dalam Hati. Saat kita seutuhnya berada di dalam hati, kita akan merasa komplet/utuh.

Kecerdasan Otak : Cara kita belajar untuk berpikir, mencari hubungan sebab akibat, merasionalisasi, mengkategorisasi, menilai dan memecahkan masalah. Umumnya bersifat mementingkan diri sendiri dan mempunyai motivasi untuk keuntungan diri sendiri. Seringnya ujung-ujung dari kecerdasan otak adalah “Apa yang bisa saya dapatkan”. Masyarakat umumnya menganggap ini “normal” dan sistem pendidikan serta keluarga juga telah mengajarkan kita untuk bertingkah laku seperti itu.

Kecerdasan Hati : Kebijaksanaan Hati yang penuh kasih yang akan membimbing kita membuat pilihan-pilihan yang memungkinkan kita untuk memenuhi Tujuan Sejati. Kebijaksanaan Hati memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kita, tetapi tidak bersifat mementingkan diri sendiri. Kecerdasaan Hati mengakses gambaran yang lebih besar yang seringnya tidak bisa dilihat oleh persepsi otak. Kecerdasan Hati akan membimbing kita untuk membuat pilihan-pilihan yang bijaksana dan penuh kasih. Membantu kita untuk melihat situasi dengan jelas. Memberikan kita pandangan, perspektif dan sikap baru untuk mengendalikan dan secara efisien mengelola tantangan apapun yang muncul di hidup kita sehari-hari.

Stress : Reaksi fisiologis yang muncul dari keadaan otak bila seseorang merasa dirinya terancam, atau dalam situasi yang tidak enak.

Penyebab Stress : Kejadian atau keadaan yang dianggap membuat stress karena berada pada keadaan otak yang dominan. Ini terjadi walaupun seseorang tidak benar-benar sedang terancam. Saat berada di dalam Hati, keadaan yang sama tidak dilihat sebagai penyebab stress. Kejadian atau hal itu akan dilihat sebagai suatu kesempatan untuk menjadi Alat dari Kasih dan Cahaya.

Berada di dunia tapi tidak terpengaruh secara negatif oleh segala sesuatu yang terjadi : Bila kita berada di Hati sepenuhnya, kita berfungsi di dunia sebagai Alat Kasih dan Cahaya, tanpa dipengaruhi oleh semua kesibukan-kesibukan yang terjadi di dunia dan juga persoalan-persoalan yang timbul akibat emosi-emosi dan otak yang dominan dari orang-orang di lingkungan kita. Kita tetap hidup seperti bunga teratai, lambang kasih, yang selalu harum dan bersih, biarpun hidup di air yang kotor dan berlumpur.

Identitas yang terbatas : Gambaran siapa diri kita, yang dihasilkan saat otak kita dominan. Identitas yang terbatas itu terdiri dari opini-opini, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, rasionalisasi dan alasan-alasan. Membantu untuk membenarkan pendapat kita mengapa kita percaya hal-hal tertentu, mengapa kita merasa seperti itu terhadap keadaan yang dihadapi, dan mengapa keadaan dan hal-hal adalah seperti itu. Ini adalah hasil produk dari pengalaman-pengalaman masa lalu, cara pandang kita yang telah dicemari oleh persepsi-persepsi akibat persoalan-persoalan yang tidak ada jalan keluarnya, dan pola-pola kepribadian masing-masing. Ini semua telah membentuk keadaan mental kita. Identitas kita telah kita ciptakan sendiri.

Diri Sejati : Identitas yang sejati adalah diri sejati kita yang berada di dalam hati. Inilah diri kita yang sebenarnya yang merupakan percikan dari Cahaya dan Kasih Tuhan. Setiap orang memiliki diri sejati, tetapi tidak semua percikan Cahaya dan Kasih memancarkan cahaya. Diri sejati adalah diri kita sebenarnya pada tingkat yang terdalam, tidak dibatasi oleh batasan-batasan ruang dan waktu. Menjalani kehidupan sesuai Tujuan yang Sejati, mengasihi Tuhan seutuhnya dan mengikuti hati/berada di hati seutuhnya akan membawa kita untuk menyadari Diri Sejati. Dan Cahaya dan Kasih dari Asal Yang Sejati akan dapat bersinar memancar bebas melalui seluruh diri kita, sesuai dengan kehendak Tuhan.

(Sumber : http://www.heartsanctuary.org/in/vocabulary-2.html)

0 comments:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template