Tuesday, July 8, 2008

HAMBATAN-HAMBATAN UMUM YANG DIHADAPI

Anda kira sudah berada di hati

Umumnya orang setuju kalau dibilang kita seharusnya mengikuti hati, mendengarkan hati dan hidup dengan hati. Dan banyak orang mengira mereka sudah berada di hati. Tetapi, hanya dengan berpikir, mengira dan membayangkan saja tidak akan membawa seseorang untuk masuk ke hati, karena hal-hal itu adalah fungsi dari otak. Kita tidak dapat mengikuti hati melalui otak, ataupun memakai otak untuk masuk ke dalam hati.

Kenapa susah untuk masuk ke dalam Hati?

Untuk mengalami kedamaian, kebahagiaan, kasih dan rasa syukur yang memancar dari hati sebetulnya suatu proses yang sederhana. Masalahnya kita merasa normal dengan kondisi otak yang dominan. Ini merupakan hasil dari sistem pendidikan yang hanya menekankan pemakaian fungsi-fungsi intelektual & mental. Umumnya orang tidak pernah mendapat pendidikan atau bimbingan bagaimana caranya untuk masuk ke hati. Dapat berada di hati merupakan suatu anugrah terbesar. Manusia ‘berusaha’ untuk berada di hati, dan tidak menyadari justru usaha itulah yang membuat mereka tetap di otak. Umumnya kalau seseorang berpikir dia sudah di hati, sebenarnya masih di otak. Atau sebagian dari dirinya sudah mulai menyentuh permukaan hati, sedangkan sebagian besar yang lain sedang mengamati proses itu. Kegiatan berusaha dan mengamati adalah fungsi dari otak, sehingga hal ini akan menghalangi orang tsb untuk masuk sepenuhnya ke dalam hati. Kemungkinan besar orang itu berpikir ia sedang mengalami pengalaman hati yang luar biasa. Dalam kenyataan, yang dialami hanyalah setitik kecil dari yang sebenarnya dapat dinikmati. Kebahagiaan dan kasih tiada batasnya hanya dapat dialami di dalam kedalaman hati kita, saat kita dapat berada di dalam hati dengan sepenuh keberadaan kita.

Ragu-ragu untuk Membuka Hati

Walaupun kita telah diberitahu pentingnya untuk membuka hati, sering kita ragu-ragu untuk melakukannya. Penyebabnya adalah adanya kekhawatiran bahwa membuka hati akan membuat kita menjadi mudah disakiti seperti di masa-masa lalu. Kita menyamakan hati yang terbuka dengan sakit hati secara emosional yang pernah dialami di masa lalu. Justru sebaliknya, membuka hati tidak berarti kita akan mudah mengalami emosi negatif. Saat hati kita terbuka dan menjadi semakin kuat, perasaan-perasaan positif dari hati akan tumbuh dan secara automatis mengurangi emosi-emosi negatif. Hati kita tidak dapat menyakiti kita. Malahan, dengan membuka hati seutuhnya, akan menyembuhkan kita pada tingkat yang terdalam sehingga kita dapat merasa utuh, merasa puas setiap saat dari kehidupan kita.

Emosi dibandingkan Perasaan dari Hati

‘Emosi’ dan ‘perasaan’ dari hati adalah 2 hal yang amat berbeda. Kemarahan, ketakutan, kekhawatiran, ketidak sukaan, perasaan bersalah, kesedihan, iri hati, tidak percaya diri dan kesombongan adalah contoh dari emosi-emosi yang biasa dialami orang. Mengikuti emosi adalah hal yang tidak produktif, karena sama saja dengan menambahkan kayu ke api. Dengan mengikuti emosi, kita akan mempersulit hubungan yang ada dan mengakibatkan pengulangan pengalaman-pengalaman yang tidak enak. Mengikuti emosi juga mengotori hati dan menciptakan kabut yang menutupi cahaya dari hati. Sebaliknya, perasaan adalah sesuatu yang halus dari hati kita. Kasih, kebahagiaan, empati, rasa penghargaan dan syukur adalah perasaan-perasaan dari hati. Oleh karena itu ada istilah “ rasa kasih dan syukur yang mendalam dari hati”. Dipenuhi oleh perasaan-perasaan hati yang yang positif adalah kunci kebahagiaan dan pencapaian yang sejati.

Kita membatasi Hati untuk mempunyai hubungan langsung

Banyak dari kita tidak mengalami hubungan langsung dari hati ke Tuhan, Asal Yang Sejati, melainkan menghubungkan diri (atau diajarkan untuk menghubungkan diri) melalui perantara. Sifat dari perantara adalah sesuatu atau seseorang yang ditempatkan di antara inti hati kita dan Asal Yang Sejati. Hal ini menghambat ekspresi kasih yang sempurna. Sama juga halnya bila kita memuja manusia lain ataupun mahluk dari dimensi lain, kita telah membatasi diri dan potensi spiritual kita karena telah menciptakan batasan antara inti hati kita dan Sumber Kasih dan Cahaya.

(sumber : http://www.heartsanctuary.org/in/typical-challenges.html)

0 comments:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template