Apa dan dimanakah hati kita?
Hati kita adalah pusat dari ‘perasaan’. Sebagai bandingannya, kepala kita adalah pusat berpikir dan pusat dari ego. Kehidupan yang bahagia dan penuh pencapaian dipenuhi oleh Kasih, kebahagiaan dan rasa syukur. Semua ini adalah perasaan, bukan pikiran, oleh karena itu memahami hati amatlah penting. Dengan belajar mengikuti hati, kita belajar menggunakan kecerdasan hati kita yang akan membimbing kita untuk membuat keputusan-keputusan bijaksana yang penuh kasih. Ini akan mendukung kita mencapai keberhasilan yang memuaskan dalam semua tingkat kehidupan. Hati yang kita maksud di sini bukanlah hati secara fisik, melainkan Hati non fisik, yang berada di tengah-tengah dada, pada ketinggian ketiak.
Saat pertama kali mau memakai hati, biasanya kita perlu mengaktifkan hati terlebih dahulu. Amatlah membantu apabila kita menyentuh hati yang terletak di tengah dada pada ketinggian ketiak dng menggunakan satu atau beberapa jari tanpa memberikan tekanan. Dengan menyentuh titik itu, hati akan menjadi lebih aktif. Di dalam hati kita terletak Diri Sejati/Roh kita, dan lebih ke dalam lagi (intinya) adalah percikan dari Cahaya dan Kasih. Itulah identitas sejati kita, siapa diri kita yang sebenarnya pada tingkat yang paling dalam dari keberadaan kita, mengatasi semua batasan ruang dan waktu. Percikan ini adalah aspek termurni dari diri kita yang terdalam dan secara langsung terhubung dengan Sumber Cahaya dan Kasih Yang Sejati, yaitu Tuhan Asal Yang Sejati.
(catatan: Kami memakai istilah “Tuhan Asal Yang Sejati” karena istilah ini netral. Silahkan mengganti istilah Tuhan Asal Yang Sejati, dengan sebutan yang biasa anda pakai untuk merepresentasikan Sumber Kasih dan Cahaya Yang Sejati).
Hati kita adalah :
- Kunci hubungan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Pusat kedamaian
- Pusat ketenangan
- Pusat kebahagiaan sejati
- Pusat kasih
- Kunci dari kesehatan fisik, mental dan emosional
- Kunci dari pertumbuhan spiritual kita
- Pusat dari kecerdasan hati
Mengapa Hati
- Hati adalah sesuatu yang amat istimewa karena inti hati kita terhubung langsung kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Hati adalah pintu untuk menuju Rumah Sejati kita yang merupakan tujuan akhir. Oleh karena itu amatlah penting bagi hati kita untuk menyadari dan ingat kembali bahwa Tuhan Asal Yang Sejati adalah Sumber Kasih dan Cahaya, dan Sumber dari keberadaan kita.
- Hati adalah pusat penerimaan berkat Kasih dan Cahaya dari Sumber Kasih dan Cahaya yang Sejati.
- Hati adalah pusat kedamaian, ketenangan, kasih, rasa syukur dan kebahagiaan, dimana berkat dari Kasih dan Cahaya di dalam hati selalu memancarkan hal-hal positif tersebut setiap saat.
- Hati selalu memanggil kita, dan menghendaki kita untuk santai, tersenyum dan menikmati semua anugrah-anugrah dari Kasih dan Cahaya. Lebih dari itu, hati selalu mau berada dalam keadaan bebas lepas dan menjadi Alat Kasih dan CahayaNya.
Mengapa Mengikuti Hati
Saat hati kita menjadi lebih dominan, kita mulai menggunakan kecerdasan hati kita yang bersifat bijaksana penuh kasih. Ini adalah tingkat kecerdasan terdalam yang melebihi kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional. Kecerdasan hati membimbing kita untuk membuat keputusan-keputusan yang akan menuntun kita memenuhi tujuan sejati keberadaan kita dan membantu kita menguasai pelajaran-pelajaran hidup yang selama ini telah berulang kali kita gagal untuk menguasainya. Hati juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kita, dengan tidak mementingkan diri sendiri, karena hati mengakses gambaran situasi yang sifatnya jauh lebih luas/komprehensif, jauh melebihi persepsi otak. Hati membimbing kita untuk membuat keputusan-keputusan bijaksana dengan penuh kasih. Kecerdasan hati membantu kita untuk mendapat gambaran yang jauh lebih jelas atas sebuah situasi. Kecerdasan hati memberikan pandangan-pandangan baru, perspektif-perspektif baru dan sikap-sikap baru untuk dapat secara efisien mengatasi tantangan-tantangan apapun yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Otak/kepala biasanya langsung bereaksi dalam menghadapi situasi-situasi, tetapi hati kita dapat merespon sedemikian rupa sehingga hal-hal yang biasanya membuat stress ataupun hambatan-hambatan berubah menjadi kesempatan-kesempatan untuk belajar. Walaupun demikian, hidup dengan memakai hati, tidak berarti kita berhenti memakai otak. Kita tetap perlu memakai otak agar dapat berfungsi di dunia ini – tetapi, otak kita ada di bawah pengaruh dan bimbingan dari kebijaksanaan hati.
(sumber : http://www.heartsanctuary.org/in/where-and-what-is-heart.html)


0 comments:
Post a Comment