Tuesday, July 8, 2008

MEMBUKA HATI KITA

Membuka hati kita sebesar-besarnya adalah hadiah terbesar yang bisa kita berikan kepada diri kita sendiri dan kepada dunia. Membuka hati memberikan efek penyembuhan yang mendalam pada semua lapisan diri kita dan juga kepada keluarga dan masyarakat. Semakin kita membiarkan hati kita terbuka, semakin kita dapat membagikan kasih, karena kedamaian, kebahagiaan dan kasih memancar dari dalam inti hati kita. Kalau kita benar-benar mendengarkan dan merasakan panggilan hati, kita akan menyadari bahwa hati kita ingin terbuka dan membiarkan Kasih dan Cahaya dari dalam hati melakukan hal-hal indah atas seluruh diri kita, keluarga dan masyarakat.

Kalau kita membuka hati, kita akan memperdalam hubungan spiritual kepada Tuhan Asal Yang Sejati, dan ini membuat kita hidup secara sejati di dalam kesucian Kasih. Kemudian kita akan mulai menyadari bahwa Tuhan Asal Yang Sejati, sebagai Sumber Sejati dari Kasih dan Cahaya, telah mengasihi kita setiap saat dari keberadaan kita. Sebenarnya tidak ada satu saatpun dalam keberadaan kita, dimana hal itu tidak terjadi, karena Tuhan tidak dapat pernah berhenti mengasihi kita dan semua mahluk.

(catatan: Kami memakai istilah ‘Tuhan Asal Yang Sejati’ karena istilah ini netral. Silahkan mengganti kata ‘Asal Yang Sejati’, dengan kata apapun yang menurut anda merepresentasikan Sumber Yang Sejati dari Kasih dan Cahaya).

Darimana asal dari Kedamaian, Kasih dan Kebahagiaan?

Kedamaian dan kasih terdalam yang tersedia bagi kita di bumi berasal dari percikan kasih dan cahaya dari dalam inti hati kita. Percikan ini adalah aspek yang termurni dari diri kita yang terdalam dan secara langsung terhubung dengan Sumber Kasih & Cahaya. Semakin kita membiarkan berkat kasih dan cahaya memurnikan dan membuka hati kita, semakin banyak kasih dan cahaya dari inti diri kita menjadi bebas untuk memancar ke semua arah, ke semua hati di manapun juga berada. Semua orang mempunya percikan kasih dan cahaya di dalam hatinya. Tetapi, tidak semua percikan memancar secara bebas dan indah. Saat pertama kita membuka hati, perasaan enak yang kita alami mungkin hanya sekedar perasaan tenang dan damai. Setelah lapisan-lapisan hati kita dimurnikan, kita tidak hanya merasakan kedamaian dan ketenangan, tetapi kita mulai juga merasakan kebahagiaan mendalam, kasih dan cahaya yang memancar dari inti hati kita. Kapan saja, kita dapat menghentikan aktifitas yang sedang kita lakukan, kemudian menyadari dan merasakan bahwa Kasih itu dengan demikian indahnya menarik kita lebih dalam lagi masuk ke dalam kasih.....ke dalam inti hati kita. Dan hal ini tidak pernah berhenti kalau kita terus membiarkan kasih membawa kita ke sana. Saat kabut kotoran yang menutupi hati kita dapat dibersihkan, maka kasih dan cahaya dapat dialami tanpa halangan di dalam kebahagiaan yang sejati & murni.

Mengapa kita berada di sini?

Tujuan akhir dari kehidupan adalah untuk mengasihi Tuhan Asal Yang Sejati seutuhnya dengan segenap hati kita. Bagi kepala/otak, pernyataan ini kelihatannya dapat diperdebatkan. Tetapi, inti hati kita, yang memanggil kita untuk ‘kembali ke rumah’ kepada Sumber Kasih dan Cahaya, mengetahui bahwa hal ini benar adanya. Namun jalan langsung untuk mencapai tujuan keberadaan kita yang amat diidam-idamkan itu hanya dapat terjadi dengan jalan menyambut dan memasrahkan diri kita seutuhnya ke dalam kasih termurni – bentuk kasih yang terhalus dan teragung – yaitu kasih dari Tuhan Sumber Sejati segalanya. Hanya melalui kasih termurni inilah, inti diri kita dapat pulang kembali.

Kita diundang untuk membuka hati dan menjadi alat Kasih dan Cahaya dengan membagikan kasih ini kepada hati setiap mahluk. Saat kita membagikan kasih ini sebagai alat Tuhan, kita juga mengasihi Tuhan dan semakin dekat ke rumah diri sejati kita. Ini berarti kita semakin dekat dengan Tujuan Akhir. Jadi sekarang adalah saat untuk bangun dan sadar – untuk mengasihi Sumber Kasih dan Cahaya seutuhnya dengan sepenuh hati dan seluruh diri serta menjadi alat kasih dan cahaya sebagaimana kita seharusnya.

Hidup kita di bumi adalah suatu anugrah. Untuk hidup tanpa membuka hati dan mengasihi Tuhan seutuhnya berarti kita kehilangan makna dan tujuan yang sebenarnya dari keberadaan kita. Hanya menggunakan pikiran, atau intelek/logika, tidak akan membawa kita pulang ke ‘rumah yang sejati’.

(sumber : http://www.heartsanctuary.org/in/opening-our-hearts-4.html)

0 comments:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template